Wayang beber - wayang tertua


Membeberkan Cerita Wayang Beber

wayang tertua



Pengenalan Wayang Beber Pacitan - Motion Graphic





ilustrasi wayang beber

Boleh dikata, wayang ialah karya yang asli bangsa Nusantara/Indonesia. Ada berbagai macam wayang, tetapi di antara yang banyak itu, ada salah satu bentuk pergelaran wayang yang punya keunikan tersendiri. Itulah wayang beber.

Wayang beber merupakan salah satu jenis wayang tertua dari sekitaran 80 jenis wayang dalam kebudayaan Indonesia.

Disebut wayang beber karena teknik pertunjukannya dengan membeber atau menggelar gambar-gambar pada gulungan kertas atau kain.

Wayang beber merupakan bentuk yang sangat unik dan spesifik meski saat ini kurang dikenal. Wayang beber merupakan bagian dari wayang Indonesia yang telah mendapat pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia. Pada 7 November 2003, wayang telah diakui sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Ragam WAYANG

------------------------------------------------------------------
Link PDF yang bisa anda Download: - Direct Download / tinggal Klik saja...!!!









--------------------------------------------------------------------

"Beber = gelarDan dalam setiap babak = 1 gulungan 

Jalannya kisah dimulai dari gulungan sebelah kiri menuju kanan, kiri digulung, sebelah kanan terbuka = mengajak manusia untuk meninggalkan kiri dan menuju kanan, juga perjalanan waktu yg tak mungkin digulung ulang.

Begitu 1 babak selesai, ganti babak berikutnya dengan gulungan baru = masalah yg sudah terselesaikan pasti akan ada masalah baru yg muncul.

Dan pada akhirnya, gulungan yang terakhir....Tidaklah dibuka dari sebelah kiri saja maupun kanan saja, melainkan dari keduanya."




Cerita Wayang Beber Pacitan - Motion Graphic






Di ambang kepunahannya, keberadaan wayang beber saat ini masih bertahan di dua daerah,
 yaitu di Pacitan, Jawa Timur, dengan Lakon Jaka Kembang Kuning,
dan di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah, dengan lakon Remeng Mangunjaya. Diperkirakan, usia kedua lakon tersebut mencapai 350–400 tahun. Wayang beber dengan Lakon Panji sangat populer pada masa Majapahit. Namun, memasuki masa Mataram Islam, popularitasnya memudar dan kalah oleh wayang kulit purwa.

Kini, wayang beber di Indonesia hanya terdapat di dua tempat, yaitu di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, serta Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Tidak banyak yang tahu tentang jenis wayang ini.




>>Budaya tutur
Wayang beber merupakan bagian dari perjalanan panjang sebuah produk budaya tutur yang menggunakan bantuan visual. Wayang beber sudah dikenal sejak zaman Mataram Islam. Terbukti, wayang beber mempunyai dinamika sendiri. Para seniman di belakang wayang beber terus melakukan inovasi sesuai dengan zaman.

Kisaran 1889, wayang beber digelar tanpa diiringi gamelan di Kabupaten Wonosari. Namun, sejak 1901, wayang beber sudah menggunakan gamelan. Bahkan, dunia akademis juga menaruh perhatian pada seni tradisi ini terlebih Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melalui Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Mereka juga aktif memamerkan hasil karya, salah satunya ialah Pemeran Wiwara Matra Wayang Beber di Bentara Budaya Jakarta pada 23-26 November 2016.

Wayang beber Gunung Kidul mempunyai persamaan dengan wayang beber Pacitan, yaitu bahan dan cerita wayang yang berkisah pada Kerajaan Kediri serta Majapahit. Sementara itu, perbedaan kedua wayang beber tersebut ialah pada isi gambar yang hanya berisi tokoh-tokoh, sedangkan latar belakangnya agak kurang penuh.

Meski berbeda penamaan lakon, kedua wayang beber Jaka Kembang Kuning dari Pacitan dan Remeng Mangunjaya dari Gunung Kidul punya pakem cerita yang sama. Kisah percintaan Panji Asmorobangun atau Jaka Kembang Kuning atau Kiai Remeng Mangunjaya dengan Dewi Sekartaji. Demi cintanya, Panji Asmorobangun harus bertarung melawan Klana Sewandana.

Wayang beber ala Pacitan mempunyai 24 pejagong atau babak. Berikut beberapa pejagong dalam wayang beber.

Pejagong 1: Prabu Brawijaya merestui permintaan Jaka Kembang kuning untuk mencari dewi Sekartaji yang hilang dari keputren Keraton Kediri. Sementara itu, Prabu Klana Sewandana dari Kerajaan Suroteleng datang melamar Dewi Sekartaji.

Pejagong 2: perjalanan Jaka Kembang Kuning dihadang Gonggowecitro, Jaladara, dan Gendrayudha di Argolawu yang ingin mengabdi. Jaka Kembang Kuning menolak, sebab ketiganya adalah mata-mata Klana.

Pejagong 3: Tumenggungan Paluombo Ki Demang Conacani bermimpi mendapat wahyu. Dewi Sekartaji diterima sebagai anak oleh Ki Demang.

Pejagong 4: Jaka Kembang Kuning menyamar sebagai pengamen kentrung di Pasar Tumenggungan dan melihat Dewi Sekartaji di antara penonton.

Pejagong 5: Ki Demang Kuning memerintahkan Tawangalun untuk melaporkan penemuan Dewi Sekartaji kepada Prabu Brawijaya.

Pejagong 6-7: Dewi Sekartaji dilamar adik Klana Sewandana yakni Roro Tenggaron. Lamaran ditolak dan terjadi pertengkaran.

Pejagong 9-10: Prabu Brawijaya memutuskan diadakan adu tanding untuk mendapatkan Dewi Sekartaji. Klana Mengutus Patih Keba Lorodan untuk bertanding melawan Tawangalun.

Pejagong 12: Tawangalun bertanding melawan Kebo Lorodan di alun-alun Kediri dengan disaksikan Prabu Brawijaya dan Klana.

Pejagong 13: Tawangalun terluka dalam pertarungan itu. Ia ditolong dan diberi hadiah keris Pasopati oleh Ki Sedahrama.

Pejagong 14: Kembali digelar adu tanding Jaka Kembang Kuning melawan Kebo Lorodan di Alun-Alun Kediri. Jaka Kembang Kuning berhasil membunuh lawannya.


Singkat cerita, Pejagong 22-24: Prabu Brawijaya memerintahkan Dewi Sekartaji segera dinikahkan dengan Jaka Kembang Kuning. Dewi Kilisuci dari pertapaan Pucangan menikahkan Jaka Kembang Kuning dengan Dewi Sekartaji. Pesta Pernikahan diadakan dengan kembul bujana andrawina (makan bersama).
------------------------------------------------------------------



Panji/Inao -- Wayang Beber -- Joko Kembang Kuning (Indonesia)


Sebagian ahli memperkirakan, pada mulanya Wayang Beber dilukiskan pada daun lontar. Setelah itu, barulah adegan-adegan wayang itu digambar di atas kertas Ponorogo, yang terbuat dari serat ubi kayu, baru sesudah itu, puluhan tahun kemudian Wayang Beber dilukiskan di gulungan kain.

Asal usul wayang yang kini hampir punah itu tak diketahui pasti. Risalah tertulis mengenai Wayang Beber yang dijumpai, ditulis oleh Ma Huan, seorang pengelana Cina yang mengunjungi Majapahit pada awal abad ke-15. Waktu itu Ma Huan ikut dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho, dari tahun 1413 sampai 1415.

Pada buku Ying-yai Shenglan, Ma Huan menulis bahwa Wayang Beber dimainkan oleh seorang bernama Widusaka. Sebenarnya, Widusaka adalah sebutan bagi dalang pada zaman itu. Selain Wayang Beber, Ma Huan juga menulis tentang Wayang Kulit yang sempat ia saksikan. Jadi, pada zaman Kerajaan Majapahit, di Indonesia (Pulau Jawa) sedikitnya telah ada dua macam wayang.

--------------------------------------------



Jenis-jenis Wayang Beber di antaranya adalah:

Wayang Beber Pacitan terdiri atas enam gulungan gambar wayang, yang masing-masing gulungan terdiri atas empat adegan. Cerita yang ditampilkan adalah mengenai tokohPanji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji, dalam lakon Jaka Kembangkuning. Walaupun jumlahnya ada 24 adegan, namun yang dipertontonkan dalam pergelaran hanya 23 buah. Adegan yang terakhir tidak pernah dipertontonkan karena katanya tabu. Ada yang menduga bagian terakhir itu menggambarkan adegan suami istri yang cenderung pornografik, sehingga dinilai kurang layak dipertontonkan di hadapan orang banyak.

Wayang Beber, yang diduga telah berusia lebih 400 tahun, itu kini tersimpan di Desa Karang Talun, Kelurahan Gedompol, Kecamatan Donorojo, Kebupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena cara penyimpanannya amat sederhana, kondisi fisik Wayang Beber itu cukup memprihatinkan. Beberapa bagian kainnya telah mulai rusak, terutama di bagian tepinya, sedangkan beberapa bagian lukisannya telah mulai terkena jamur.

Wayang Beber Kediri menceritakan tentang kisah kehidupan keluarga Prabu Bramawijaya dari Kerajaan Kediri. Dalam cerita itu Dewi Sekartaji menghilang dari istana. Prabu Bramawijaya selain memerintahkan Jaka Kembangkuning mencari Dewi Sekartaji, juga mengadakan sayembara untuk menemukan putri cantik itu.

Wayang Beber Purwa konon diciptakan atas perintah Prabu Bratana ***), raja Majapahit, pada tahun 1361 Masehi atau tahun 1283 Saka. Adapun candra sengkala memet yang digunakan adalah Hananing Pujangga Nembah ing Dewa. Ini melambangkan angka tahun 1283 Saka. Cerita Wayang Beber Purwa itu sama dengan cerita pada Wayang Kulit Purwa, yaitu menggunakan bahan cerita dari Kitab Mahabarata dan Ramayana. Baca juga Wayang.

CATATAN KAKI: ***) Menurut sejarah Prabu Hayam Wuruk memerintah Majapahit dari tahun 1350-1389. Dengan demikian dapat diduga, yang dimaksud dengan Prabu Bratana sebenarnya adalah Prabu Hayam Wuruk






------------------------------------------------------------------
Source:
https://mediaindonesia.com/read/detail/82065-membeberkan-cerita-wayang-beber
https://www.youtube.com/watch?v=2EKH7JDvuKY
https://wayang.wordpress.com/2006/10/27/wayang-beber/
https://www.youtube.com/watch?v=Rsn_w0JAg6I
https://www.youtube.com/watch?v=SQIMFkGXsjo



Comments