Golden Age, The Forgotten History (Masa Keemasan, dan Sejarah yang terlupakan) Part I



Sudah banyak artikel-artikel dan studi yang membahas tentang manusia pra- Adam yang memang sebenarnya ada pada masa lampau. Ada 3 hal penting yang sering disebut kan yaitu:


1.      Banul Jan


2.      Banul Ban


3.      Azazil


Berikut link yang bisa dibaca terkait ketiga makhluk pra-Adam tersebut.


http://ikhwansahabatblogger.blogspot.com/2015/06/banul-jan-banul-ban-dan-ijajil-3-umat.html


karena dalam hal ini saya akan mengulas bukti-bukti sejarah yang ada terkait keberadaan manusia Pra-Adam tersebut serta bagaimana mereka memasuki “The Golden Age” atau zaman keemasan untuk kemudian diruntuhkan. Berikut juga kami sajikan ayat-ayat serta riwayat yang mengutip bahwa manusia sebelum Adam itu memang ada dan tersebut dalam Al Qur’an.




Qur’an surat al-Baqaroh ayat 30:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ


“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya” (QS. al-Baqaroh:30)




Sebuah hadist Mauquf yang bersumber dari Ibnu Abbas yang kemudian diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir al-Thabari (w 310) dalam tafsirnya Jami’ al-Bayan fi Ta’wil A’yi al-Qur’an. Dalam riwayat tersebut diterangkan bahwa “Makhluk yang pertama kali mendiami bumi adalah Jin, kemudian mereka berbuat kerusakan dengan cara menumpahkan darah dan saling berperang antar satu satu sama lain. Kemudian Allah SWT mengutus Iblis kepada mereka, kemudian Iblis pun memerangi mereka seluruhnya. Sehingga sebagiannya ada yang terdampar di lautan lepas ataupun terbuang di daerah pergunungan. Setelah itu Allah menciptakan Adam AS dan mengutusnya (sebagai khalifah) di permukaan bumi sembari berfirman “Inni Jai’lun fi al-Ardhi Khalifah”.


Riwayat Ibnu Abbas diatas menjelaskan bahwa ada yang terdampar di lautan dan ada yang di pegunungan, berarti kemungkinan mereka yang selamat bisa bersembunyi disana. Dalam riwayat yang lain dijelaskan pula bahwa mereka itu layaknya manusia juga, bernapas, makan, dan minum. Selain itu mereka ada yang muslim ada pula yang kafir.


Riwayat ini bisa kita telusuri kebenarannya dengan beberapa pendekatan. Sebagaimana yang kita ketahui sahabat Ibnu Abbas merupakan sahabat nabi yang mempunyai riwayat hadis yang sangat banyak. Baik riwayat yang berkaitan dengan perkara ghaib ataupun dengan berbagai problematika syariah lainnya. Bahkan tidak sedikit para sahabat lain ketika tidak mengetahui tafsiran atau jawaban dari sebuah perkara agama, mereka tidak segan-segan untuk bertanya secara langsung kepada Ibnu Abbas. Mujahid, salah seorang muridnya pernah berkata “apabila Ibnu Abbas menafsirkan sebuah ayat, maka saya melihat cahaya padanya”. Sahabat Ibnu Umar pernah bilang “Ibnu Abbas adalah umat Muhammad yang paling a’lim dengan apa yang diturunkan kepadanya”. Begitu juga dengan Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan ”seolah-olah dia (Ibnu Abbas) bisa melihat perkara ghaib lewat tabir yang tipis”. Berdasarkan rekomendasi dari beberapa orang sahabat tersebut, maka dapat diambil kongklusi bahwa kredibilitas Ibnu Abbas sebagai seorang mufassir tidak diragukan lagi.


(https://bincangsyariah.com/khazanah/benarkah-nabi-adam-khilafah-pertama-di-bumi/)




Qur’an surat Maryam 74


وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَحْسَنُ أَثَاثًا وَرِئْيًا


Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap di pandang mata. (QS. Maryam:74)



Kedua ayat dalam Al Qur’an serta riwayat tersebut menjadi bukti bahwa Allah memang telah menciptakan manusia sebelum Nabi Adam, A.S. Dalam QS. Maryam 74, disebutkan pula bahwa Umat terdahulu adalah memiliki alat rumah tangga yang bagus lagi sedap dipandang mata, hal ini menunjukan bahwa mereka memang dibei anugerah kelebihan yang luar biasa oleh Allah sehingga bisa dan mampu menciptakan hal2 yang bagus-bagus dan indah. Anugerah disini tentulah akal dan pikiran yang cerdas sehingga mampu menciptkan peradaban yang maju dan modern. Dari sini sudah jelas bahwa manusia masa lampau memang lebih cerdas dan maju peradabanya. Hal ini sudah terbukti dengan berbagai penemuan-penemuan artefak dan bangunan serta peradaban yang lebih maju dari generasi masa lampau. Namun karena hal ini lah membuat mereka saling iri dan dengki serta saling berperang dan menumpahkan darah. Maka Allah berfirman “Berapa banyak umat yang telah kami binasakan sebelum mereka...” (QS.Maryam:74). Dan di akhirnya pun mereka di azab oleh Allah.



The Golden Age (Zaman keemasan)

Masa kejayaan atau zaman keemasan sudah sering kita temui dan pelajari dalam sejarah. Banyak disebutkan bagaimana kerajaan-kerajaan masa lampau dan peradaban-peradaban yang tersebar di dunia mengalami masa kejayaan/keemasan/ Golden Age.

Namun, mereka dikisahkan sendiri-sendiri dan terpisah. Bagaimana jika pada kenyataanya pernah pada masa lalu, ada sebuah peradaban yang mendunia yang pernah mencapai “Golden Age” atau masa kejayaanya dan lagi disebutkan bahwa mereka berasal dari satu sumber budaya yang sama.

Adalah para penganut teori Hyperdiffusionism  menyatakan:

Seluruh kebudayaan dunia berasal dari satu sumber budaya, yang mana diketahui sebagai “The Golden Age Culture” (Sebuah Era Keemasan). Para penganut Hyperdiffusionism menolak bahwa evolusi paralel atau penemuan berskala besar ini terjadi di sepanjang sejarah peradaban. Mereka tetap berprinsip jika The Golden Age ini dapat ditelusuri kembali hingga ditemukan Satu Buah Kebudayaan sumber yang sama. 
Klaim mereka ini bukan tidak berdasar atau tanpa bukti. Karena ternyata banyak bukti-bukti sejarah yang menunjukan beberapa kebudayaan yang berjauhan tempat namun banyak kesamaan karena saking banyaknya kesamaan maka Richard Cassaro, seorang penulis sejarah, traveller, dan juga Dosen menyebutnya “The Twin cultures” (Kebudayaan kembar).
berikut contoh The Twin Cultures:


(Gambar 1)
Paling kiri, Piramida Kukulcan Suku Maya (Meksiko); tengah, Pramida Djoser, Piramid tertua di Mesir; Kohker temple, Kamboja



(Gambar 2)
Gambar kiri, suku Inca (Peru); Gambar kanan Mesir. Keduanya memiliki kesamaan dalam membangun bangunanya dengan metode Precission Stoneworks (Batu-batu besar yang disusun rapi dan sangat presisi, Trapezoid doors (pintu masuk beberntuk trapesium, Golden mask (topeng emas), animal on forehead (relief hewan di jidatnya), antithetical animal jewelry (perhiasan kalung dengan motif binatang yang saling hadap berlawanan. 


  
Gambar-gambar diatas merupakan berbagai kebudayaan yang terletak saling berjauhan beribu-ribu mil, namun mengapa masih memiliki corak yang sama. Lalu bagaimana dengan para pendahulu kita di nusantara, apakah juga terdapat bukti yang sama? Mari kita simak gambar berikutnya:
 
(Gambar 3)
Atas, Candi Sukuh Karanganyar Jawa tengah; Bawah, Piramid suku Maya, Meksiko. Keduanya memiliki kesamaan dalam bentuk dan coraknya. 



Tulisan diatas adalah bukti awal, bagaimana “The GoldenAge” dalam skala global itu benar-benar ada. Selain itu nenek moyang manusia yang disebut dalam pelajaran sekolah adalah manusia purba, itu klaim yang salah. Bagaimana manusia primitif bisa membangun bangunan-bangunan megah seperti diatas? Benarkah, mereka membangun kebudayaan mereka di era yang berbeda-beda? Lalu mengapa bisa terdapat kesamaan walau di zaman dan tempat yang sangat berbeda. Mungkinkah mereka sebenarnya berasal dari nenek moyang yang sama? Lalu, apa yang mereka sembah sebenarnya? Kembali lagi saya kutip QS. Maryam 73 dan 74:
 








Apakah mereka adalah kaum yang disebut dalam Al Qur’an tersebut? Yang memiliki tempat tinggal yang lebih baik, tempat pertemuan yang indah dan alat rumah tangga yang bagus lagi sedap dipandang mata. Namun karena kekufuranya Allah pun mneurunkan azab daripadanya? Wallahualam.
Pembahasan yang lebih dalam akan saya sajikan di waktu yang akan datang. Insyaallah


Sources:



Comments